Spiritualitas Ignasian sebagai ‘counter’ Kemajuan
Tanpa kita sadari tahun 2005 dengan cepat lewat. Pesta-pesta 50 tahun universitas kita semakin terasa tinggal sebagai ingatan. Ada banyak kesibukan yang sudah kita lakukan dalam merayakan pesta perak tersebut, dari acara-acara yang bersifat kekeluargaan (gerak jalan, misa), perlombaan (melukis anak-anak, menulis esai), pameran (foto, buku), bakti sosial (khitanan massal, pengobatan, senam kesehatan), acara akademis baik berupa seminar dan sarasehan, mau pun penerbitan buku-buku bunga rampai, hingga yang bersifat seremonial (golden night dengan Sri Sultan, Ekaristi dengan bapak Uskup).
Dalam rentetan agenda tersebut, Jurnal kita pun tidak ketinggalan ikut serta berpartisipasi dengan mengadakan sarasehan secara khusus pada bulan Agustus, bekerjasama dengan “Campus Ministry” bertema “Manajemen Karier dan Hidup Pribadi. An Ignatian Way” dengan pengunjung yang luar biasa banyaknya, melebihi acara semacam pada tahun-tahun sebelumnya, bahkan melebihi target 300 orang. Dari peserta juga diminta kesan dan pesan untuk kelanjutan Jurnal kita mau pun kegiatan sarasehan itu.
Akan tetapi selain acara-acara pesta perak itu, universitas kita juga disibukkan oleh berbagai hibah. Setelah keberhasilan beberapa prodi dalam Program Hibah sebelumnya, maka tahun lalu universitas menawarkan kemungkinannya berbagai prodi mengajukan proposal untuk ikut serta Program Hibah Kompetisi (PHK) 2006. Hampir semua fakultas mewakilkan salah satu atau beberapa prodi untuk maju dalam seleksi internal. Setelah banyak persiapan dilakukan, termasuk kerja lembur untuk rapat dan diskusi, akhirnya universitas mengirimkan delapan proposal untuk diajukan.
Sesudah semua hiruk pikuk peristiwa itu, maka tahun ini kita memulai periode dengan rektor baru. Dan salah satu kegiatan penting tahun ini, yang dirintis oleh romo rektor adalah mempromosikan Spiritualitas Ignasian. Kebetulan, tahun ini Serikat Yesus Indonesia sedang merayakan Jubileum peringatan 500 tahun lahirnya Fransiskus Xaverius dan Petrus Faber, serta 450 tahun wafatnya Ignasius Loyola. Universitas kita, yang mempunyai ciri Ignasian, tak boleh tidak ikut terlibat dengan pesta ini. Maka pada pertengahan tahun ini akan hadir di tengah-tengah kita romo Donatus Jeyaraj S.J., rekan romo rektor sewaktu menangani tersiat di Srilangka. Beliau berasal dari India, mantan magister novisiat, mantan provinsial dan kini instruktor Tersiat di Srilangka. Beliau akan memberikan retret dan seminar Ignasian untuk kita semua. Tema yang beliau tawarkan adalah “Ignatian Spirituality as Spirituality in the Market Place”. Agenda kegiatan beliau dapat anda baca dalam Jurnal ini.
Dengan langkah awal ini, kita disadarkan bahwa Spiritualitas Ignasian memang harus selalu kita hidupi, agar semakin hari semakin dirasakan sebagai ciri khas dan keunggulan universitas kita. Di tengah kekhawatiran dan mungkin sinisme zaman modern, yang curiga terhadap apa-apa yang bersifat spiritual, kita harus terus berusaha menampilkan wajah Spiritualitas Ignasian yang pas, untuk meyakinkan bahwa Spiritualitas Ignasian bukan saja tidak berlawanan dengan semangat kemajuan, inovasi atau pun modernitas, melainkan justru diperlukan untuk memberikan counter atau pun partner yang sehat, tanpanya kemajuan dan modernitas hanya akan membawa kita pada persaingan yang katastrofal, yang tidak jelas arahnya (A. Sudiarja SJ.).
Leave a comment